Thursday, June 07, 2007

Lebur

terawang langit di batas jendela
mendung menatap pilu dan angkasa menangis
sendiri dalam bicara
kudapati hujan membelenggu

langkah tertahan ketika detik semakin habis
tubuh terkulai dibenam hujan
kunanti raga datang lengkapi namanya
tak jua hadir tawarkan pundaknya

nelangsa menari riakkan air mata
perlahan pasti....
lebur aku dibadai sedih