Wednesday, December 31, 2008

D'Masiv

Tuesday, December 30, 2008

Kunang-kunang

dan bintang berpaling
belum sempat kulambaikan tangan
langit menghitam kelam
kunanti kunang-kunang..
tak kunjung datang....

Sunday, December 28, 2008

Tragedi

kering dedaunan yang bermandi gerimis
bergemeretak tak terbangkitkan
hujan terlambat datang meredam siksa
gugur daun gugurlah yang tersisa

jiwa-jiwa gelisah tertunduk dalam sesal
berhembus segala nafas yang beritakan sia-sia
hentikan penantian atas takdir utuh
gugur jiwa gugurlah para percuma...

Saturday, December 27, 2008

Janji

terlalu deras hujan mencecar
terlalu cepat waktu mengejar
mengancam janji di halaman malam
kuputuskan berlari setelah bimbang jenuh bergelayut...

Kejar


di bawah mendung yang menghantui
diantara parau suara burung-burung lelah yang terbang pulang
setengah tertatih aku mencoba lepas dari kepungan hampa
jauh disana, dibalik barisan belukar
kau semakin sulit kudekati
jauh dari tempatku, dibalik ilalang menjulang
kau kian samar kupandang...

Sunday, December 21, 2008

Paranoid


melintasi padang siasat

disini aku memulai lagi perang muslihat

nalarku dipaksa untuk lebih dari sekedar awas

untuk bisa melihat yang tidak terlihat

ketakutan menjadi syarat mutlak

untuk bisa menyadari yang tak disadari

andai aku punya jalan untuk pulang

andai aku punya cara untuk berhenti....

Friday, December 19, 2008

Thursday, December 18, 2008

Mencari cita-cita lain


ketika ruang kosong semakin luas dan bertambah...

Thursday, October 23, 2008

bintang kertas


tersebut dua nama disetiap lipatan
namamu dan namaku
lalu kubiarkan berpangku di atas rebahku
bintang kertas, berikan mimpi yang kumau...

siluet di bulan oktober


hujan merajam setelah mega berubah buram
rintiknya menggeram hingga tanah lembab dan lebam
semua yang terlihat kini tersamar mendung
segala yang terpendam kini hadir dihadapan mata hati
siluetmu dalam kanvas langit bulan Oktober

tak bertuan


kemana kubawa kaki ini
ribuan kilometer telah habis
masih saja perjalanan ini belum berikan jawaban

yang tertulis hanya berakhir di atas kertas
yang terlukis tak pernah beranjak dari kanvasnya
yang terdamba tak lebih dari wujud mimpi

sakiti aku ketika terjaga
lalu apa yang bisa kubuat
sejuta rasa membuncah tak bertuan