Sunday, March 01, 2009

Kau rubah selamanya

kemarin kau masih berdiri disini
tak sampai satu langkah dihadapanku
diantara tebaran melati yang sesumbar dengan wanginya
karena sanggup memeluk udara
lengkapimu sebagai mahluk paling indah
kini, dan untuk esok, atau mungkin untuk selamanya
kau tak kutemui lagi...
pergi tanpa bahasa
hilang tanpa pertanda
jejakmu sirna tak dapat kubaca
aku tersesat dalam tanya beranak tanya
sedih berpagut marah
sakit mendekap mesra kebencian
air mata mencumbu dendam
dan kau rubah hidupku...
seluruh hidupku...

selamanya....